
Benny Rhamdani tertidur di ruang kerjanya, bukan baru kali pertama dilakukan (Foto Ist)
MANADO, Suluttoday.com – Setiap pilihan adalah pemberian diri, pengabdian dan pelayanan baginya, itulah kira-kira secara umum yang dikenal publik dari sosok Senator Benny Rhamdani. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI) Daerah Pemilihan (Dapil) Sulawesi Utara (Sulut) semenjak dilantik menjadi DPD RI itu, mengusung tema perjuangan ”Timur Indonesia Menggugat”, menjadi jargon yang menyemangati para Senator dari Kawan Indonesia Timur lainnya.
Dengan semangat berpolitik berdiri diatas kepentingan semua golongan, menjunjung tinggi keberagaman, Brani begitu sapaan akrab Rhamdani mantan anggota DPRD Provinsi Sulut beberapa periode ini juga dikenal begitu anti terhadap money politic, janji-janji manis para politisi tanpa pembuktian, dan melawan yang namanya politik diskriminasi. Brani dikenal begitu konsisten serta intens mengkampanyekan gagasan-gagasan nasionalisme, perdaiaman, integrasi, kebangsaan, menyadari bahawa pentingnya keadilan dan pemerataan pembangunan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diwujudkan.
Senator yang begitu dicintai banyak kalangan, terutama warga Sulawesi Utara ini, memiliki sikap dermawan dan punya gaya hidup tersendiri, bahkan cukup unik dan layak untuk disimak. Kali ini, redaksi Suluttoday.com menelusuri, dimana sosok Brani membagikan ceritanya melalui akun Facebook atas nama Benny Rhamdani. Inilah sekelumit aktivitas yang dilakukannya.
”Kemarin, seharian dengan tugas kenegaraan yang sangat padat. Sorenya mendadak mendapat tugas baru yang harus diselesaikan. Pekerjaanpun diselesaikan sambil begadang semalaman di kantor. Sekitar Jam 22.15 Wib, Hp saya berbunyi. Diujung telpon suara Sang Ibu yqng saya kenal baik menanyakan saya dimana dan menyampaikan maksudnya untuk ketemu. Sayapun menjawab dengan menjelaskan posisi saya dan mempersilahkannya untuk datang,” kata Senator Brani.
Lanjut disampaikannya bahwa ditengah ditengah dirinya sedang sibuk mengerjakan tugas ditemani beberapa teman, sekitar jam 23.45 Wib, Sang Ibu yang menelpon dirinya dan menyagakan akan datang, tiba dengan rombongannya di ruangan saya. Jumlahnya sebanyak 16 orang.
Mereka dari Sekolah MAN Model Kota Kotamobagu, kata Senator yang merakyat ini. Datang ke Jakarta, untuk sebuah acara Pementasan Teater yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama RI. Mereka adalah juara Lomba Teater di Provinsinya. Dan datang ke Jakarta mewakili Sulawesi Utara.
”Ruang kerjapun seketika penuh dan nampak ramai. Kamipun saling bersalaman dan saling menyapa satu sama lain. Obrolan diantara kami mengalir dengan sendirinya. Diselingi canda tawa lepas yang tak terbendung.
Suasana pun berubah menjadi hangat, penuh keceriaan seperti layaknya keluarga besar. Sambil tak lupa sambil menyantap Nasi Bungkus padang yang mendadak kami beli mendadak di tengah malam buta,” ujar Brani.

Para siswa dan guru MAN Model Kotamubagu saat berada di ruang kerja Senator Brani (Foto Ist)
Kemudian, sekitar jam 01.50 Wib, rombongan berpamitan untum melanjutkan perjalanan, kembali ke penginapan didaerah Tanggerang. ”Lalu kamipun mentempatkan untuk berfoto bersama. Dan sayapun dengan ditemani Sahabat Denny Mokodompit(Om Demo) serta Staf, mengantarkan rombongan ke lantai l dan selanjutnya menuju Lobby kantor DPD RI,” tutur Senator yang dikenal begitu aktif membela kepentingan masyarakat kecil tersebut, terutama yang berkaitan dengan sengketa tanah di Sulawesi Utara.
Setelah saling berjabat tangan, kata Brani, para rombonganpun naik bus. Dirinya bersama warga saling melambaikan tangan, bus pun berjalan meninghalkan kantor lalu menghilang ditelan gelap pekatya subuh dinihari. Brani mengungkapkan perasaannya kepeduliannya terhadap warga yang baru saja ditemui dan berdiskusi penuh keakraban dengan dirinya tersebut.
”Ada rasa haru sekaligus bangga yang tiada terkira bertemu dengan para guru dan Siswa Man Model yang penuh Bakat dan Talenta dari Kampung sendiri, yang datang ke Jakarta. Bertarung menjemput mimpi dan melawan angkuhnya Ibukota. Tapi juga rasa sedih muncul, setelah berpisah dengan mereka. Serta rasa berdosa karena tak bisa memberi pelayanan lebih, kecuali hanya apa adanya. Jujur, Maafkan Saya wahai para Guru dan juga Adik-adik Siswa,” ungkap Sentor Brani, di Jakarta, Rabu (22/11/2017).
Akhirnya, Senator yang dikenal saat menjadi mahasiswa aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Manado ini melanjutkan tugasnya, seolah mengejar waktu yang tanpa mempedulikan waktu istirahat yang cukup. Sampai, tak menyempatkan pulang ke rumah dan tidurlah Senator Brani di ruang kerjanya.
”Saya kembali keruangan, melanjutkan tugas yang belum selesai. Ditengah pekerjaan yang masih harus diselesaikan, waktu sudah menunjukan jam 02.15 Wib. Dan setelah itu, saya tak lagi sadar apa yang terjadi di sekitar. Dan kamipun terkapar,” papar Brani menutup. (*/Amas)